Anggapan bahwa sedan tak tertandingi di segmen mobil premium mungkin akan men jadi sekadar sejarah. Sport utility vehicle (SUV) berpotensi menjadi bintang baru nan terang di mata pabrikan-pabrikan mobil mahal.
“Kalau dilihat belakangan ini, selera pasar (premium) sudah mulai berubah.
Tidak hanya di Indonesia, di dunia pun SUV sudah mulai naik daun. Kita lihat produsen (mobil premium) sedan banyak yang kini mengeluarkan SUV,“ nilai Wakil Direktur PT Grand Auto Dinamika (GAD) Lisa Wijaya kepada Media Indonesia, Sabtu pekan lalu, di Jakarta.
GAD merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) Jaguar dan Land Rover di Indonesia.
Pencipta kendaraan kaum berada memang perlahan-lahan tertarik `magnet' SUV. Tentu saja, yang diingat pertama kali ialah Porsche, pabrikan supercar yang kemudian menggubah SUV Cayenne pada 2002 serta--yang belum lama muncul--Macan.
Managing Director Porsche Asia Pasifik Christer Ekberg, dalam wawancara singkat dengan Media Indonesia beberapa waktu lalu di Jakarta, mengungkapkan Cayenne menjadi andalan untuk memenetrasi pasar negara berkembang, termasuk di Asia Pasifik.
“Yang paling penting bukan hanya orang-orang teramat kaya di negara itu.
Kami juga harus membuat mobil yang bisa cocok dengan kelas menengah. Kami memulai dengan Cayenne dan akan dilanjutkan dengan SUV yang lebih kecil, Macan,“ paparnya.
Rolls-Royce pun mempelajari kemungkinan memperluas model-model mobil mereka dengan menciptakan SUV. “Ya, kami sedang mempelajari kemungkinan untuk sebuah mobil SUV,“ tandas Manajer Komunikasi Korporat Rolls-Royce Asia Pasifik Hal Serudin lewat pesan singkatnya kepada Media Indonesia, Selasa (25/3) dari Singapura.
Akan tetapi, pabrikan asal Inggris itu menyadari ada tantangan yang harus dipecahkan sebelum palu diketuk: `Sport' dan `utility' bukanlah dua kata yang terasosiasi dengan Rolls-Royce sebagai l, sebuah merek super premium.
“Kami tidak akan begitu saja memasuki segmen SUV hanya karena kompetitor l kami sudah di sana. Bagaimanapun, , Rolls-Royce adalah segmen `ultraluxury' n dengan profil konsumen yang sebelumr nya telah memiliki begitu banyak kendaa raan,“ sambungnya.
Petinggi Rolls-Royce lainnya, yakni Pe ) ter Schwarzenbauer, seperti disitat dari laman daring topgear.co.uk, menjelaskan kemasyhuran crossover dan SUV di dunia s memang berpotensi melambung. “Ada t' sebuah riset independen, secara jangka g panjang, setengah dari pasar mobil du nia akan berisi crossover dan SUV. Tentu merupakan tanggung jawab kami untuk memperhatikannya. Kami sedang serius meneliti keberadaan Rolls-Royce di area SUV,“ beber Schwarzenbauer.
Di sisi lain, Bentley, melalui Geneva Motor Show 2012 silam, malah kadung memperkenalkan mobil konsep SUV perdananya, EXP 9 F. Gambar versi produksinya bahkan telah beredar dan digadang-gadang bakal `beredar' pada 2016 mendatang.
SUV Bentleyitu, tandas Chief of Sales and Marketing Bentley Motors Kevin Rose, bakal menggantikan Continental GT dan Flying Spur saat keluar nanti.
Ia membawa argumentasi soal `eksklusivitas' model-model Bentley yang dimiliki konsumen-konsumen berduit perihal alasannya melahirkan SUV. “Eksklusivitas berarti kami tidak boleh memiliki terlalu banyak model di satu tempat. Jadi, kami perlu menjadi lebih `global' dan memiliki lebih banyak model,“ ujarnya.
Gerak-gerik domestik Lantas, apakah `nama' SUV Premium di pasar domestik sudah menandingi sedan? BMW mengklaim sejauh ini model-model sedannya masih menjadi kontributor penjualan utama. “Tahun lalu kontribusi SUV 40% terhadap penjualan BMW dan 60% datang dari sedan,“ terang Presiden Direktur Ramesh Divyanathan, Kamis minggu lalu, di Jakarta.
Hal demikian, lontar Ramesh, tak lepas dari profil konsumen BMW yang memang lebih banyak menggunakannya di dalam kota untuk urusan bisnis. Meski demikian, ia mengakui gambaran bahwa SUV premium saat ini menandingi kesan mewah dan nyaman sebuah sedan premium memang sudah dapat diterima.
Adapun bagi GAD, terang Lisa, pihaknya optimistis dengan dukungan SUV-SUV premium Land Rover, proyeksi penjualan 2014 akan naik setinggi 400% menjadi 400 unit.
Apa pun itu, yang pasti, tiga pekan belakangan, BMW, Land Rover, dan Porsche berturut-turut memperkenalkan SUV anyar mereka, yakni All-New X5, Discovery, serta Macan.
`Virus' SUV mungkin belum mencengkeram pasar premium Indonesia, tapi siap-siap saja melihat lebih banyak lagi model SUV dari lebih banyak pabrikan roda empat `ningrat'. (S-2/ MEDIA INDONESIA, 27/03/2014,HAL 22-23)
“Kalau dilihat belakangan ini, selera pasar (premium) sudah mulai berubah.
Tidak hanya di Indonesia, di dunia pun SUV sudah mulai naik daun. Kita lihat produsen (mobil premium) sedan banyak yang kini mengeluarkan SUV,“ nilai Wakil Direktur PT Grand Auto Dinamika (GAD) Lisa Wijaya kepada Media Indonesia, Sabtu pekan lalu, di Jakarta.
GAD merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) Jaguar dan Land Rover di Indonesia.
Pencipta kendaraan kaum berada memang perlahan-lahan tertarik `magnet' SUV. Tentu saja, yang diingat pertama kali ialah Porsche, pabrikan supercar yang kemudian menggubah SUV Cayenne pada 2002 serta--yang belum lama muncul--Macan.
Managing Director Porsche Asia Pasifik Christer Ekberg, dalam wawancara singkat dengan Media Indonesia beberapa waktu lalu di Jakarta, mengungkapkan Cayenne menjadi andalan untuk memenetrasi pasar negara berkembang, termasuk di Asia Pasifik.
“Yang paling penting bukan hanya orang-orang teramat kaya di negara itu.
Kami juga harus membuat mobil yang bisa cocok dengan kelas menengah. Kami memulai dengan Cayenne dan akan dilanjutkan dengan SUV yang lebih kecil, Macan,“ paparnya.
Rolls-Royce pun mempelajari kemungkinan memperluas model-model mobil mereka dengan menciptakan SUV. “Ya, kami sedang mempelajari kemungkinan untuk sebuah mobil SUV,“ tandas Manajer Komunikasi Korporat Rolls-Royce Asia Pasifik Hal Serudin lewat pesan singkatnya kepada Media Indonesia, Selasa (25/3) dari Singapura.
Akan tetapi, pabrikan asal Inggris itu menyadari ada tantangan yang harus dipecahkan sebelum palu diketuk: `Sport' dan `utility' bukanlah dua kata yang terasosiasi dengan Rolls-Royce sebagai l, sebuah merek super premium.
“Kami tidak akan begitu saja memasuki segmen SUV hanya karena kompetitor l kami sudah di sana. Bagaimanapun, , Rolls-Royce adalah segmen `ultraluxury' n dengan profil konsumen yang sebelumr nya telah memiliki begitu banyak kendaa raan,“ sambungnya.
Petinggi Rolls-Royce lainnya, yakni Pe ) ter Schwarzenbauer, seperti disitat dari laman daring topgear.co.uk, menjelaskan kemasyhuran crossover dan SUV di dunia s memang berpotensi melambung. “Ada t' sebuah riset independen, secara jangka g panjang, setengah dari pasar mobil du nia akan berisi crossover dan SUV. Tentu merupakan tanggung jawab kami untuk memperhatikannya. Kami sedang serius meneliti keberadaan Rolls-Royce di area SUV,“ beber Schwarzenbauer.
Di sisi lain, Bentley, melalui Geneva Motor Show 2012 silam, malah kadung memperkenalkan mobil konsep SUV perdananya, EXP 9 F. Gambar versi produksinya bahkan telah beredar dan digadang-gadang bakal `beredar' pada 2016 mendatang.
SUV Bentleyitu, tandas Chief of Sales and Marketing Bentley Motors Kevin Rose, bakal menggantikan Continental GT dan Flying Spur saat keluar nanti.
Ia membawa argumentasi soal `eksklusivitas' model-model Bentley yang dimiliki konsumen-konsumen berduit perihal alasannya melahirkan SUV. “Eksklusivitas berarti kami tidak boleh memiliki terlalu banyak model di satu tempat. Jadi, kami perlu menjadi lebih `global' dan memiliki lebih banyak model,“ ujarnya.
Gerak-gerik domestik Lantas, apakah `nama' SUV Premium di pasar domestik sudah menandingi sedan? BMW mengklaim sejauh ini model-model sedannya masih menjadi kontributor penjualan utama. “Tahun lalu kontribusi SUV 40% terhadap penjualan BMW dan 60% datang dari sedan,“ terang Presiden Direktur Ramesh Divyanathan, Kamis minggu lalu, di Jakarta.
Sekilas INfo : Blog ini akan menjadi sebuah tempat pemasaran online usaha rental mobil Bandung, dan mempublikasikan berbagai artikel menarik tentang otomotif, pariwisata dan yang lainnya.
Hal demikian, lontar Ramesh, tak lepas dari profil konsumen BMW yang memang lebih banyak menggunakannya di dalam kota untuk urusan bisnis. Meski demikian, ia mengakui gambaran bahwa SUV premium saat ini menandingi kesan mewah dan nyaman sebuah sedan premium memang sudah dapat diterima.
Adapun bagi GAD, terang Lisa, pihaknya optimistis dengan dukungan SUV-SUV premium Land Rover, proyeksi penjualan 2014 akan naik setinggi 400% menjadi 400 unit.
Apa pun itu, yang pasti, tiga pekan belakangan, BMW, Land Rover, dan Porsche berturut-turut memperkenalkan SUV anyar mereka, yakni All-New X5, Discovery, serta Macan.
`Virus' SUV mungkin belum mencengkeram pasar premium Indonesia, tapi siap-siap saja melihat lebih banyak lagi model SUV dari lebih banyak pabrikan roda empat `ningrat'. (S-2/ MEDIA INDONESIA, 27/03/2014,HAL 22-23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar